Pilihan Editor Galeri Foto AdvertorialPopular
   
 
Trump Klaim Menangi Pilpres, Warga Portland Bakar Bendera AS
Kamis, 05 November 2020 - 01:54:59 WIB
TERKAIT:
   
 

SUARAAKTUAL.CO | JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) diwarnai aksi unjuk rasa dan bentrokan di beberapa wilayah. Dilaporkan, aksi unjuk rasa di Portland, Oregon juga terjadi pembakaran bendera Amerika Serikat.

Dilansir dari CNN, para demonstran di Portland tidak hanya membakar bendera AS tapi juga menyanyikan lagu-lagu protes terhadap calon petahana, Donald Trump. Beberapa peserta aksi bahkan membawa senapan di tengah penghitungan suara pilpres AS, mengingat AS memang tidak melarang kepemilikan senjata api.

Media AS menyebut, Portland merupakan kota yang beberapa waktu terakhir tengah mengalami ketegangan. Bahkan kota itu disebut-sebut telah bersiap untuk kemungkinan bentrokan bersenjata terkait pemilu.

Aksi bakar bendera itu sendiri terjadi pada Rabu (4/11/2020) dini hari waktu setempat, tak lama setelah Trump menyampaikan pidato deklarasi kemenangannya.

"Kami tidak menyukai salah satu kandidat, saya dengan malu memilih Biden, tetapi jika Trump mendapat kemenangan untuk empat tahun lagi maka orang akan marah," kata seorang pedemo yang menyebut dirinya L seperti dilansir AFP, Rabu (4/11/2020).

Aksi unjuk rasa yang telah berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini dilaporkan sebagai wujud kekhawatiran masyarakat Portland karena ada desas desus Trump kembali memenangkan kursi kepresidenan.

"Saya dengar Trump memiliki momentum sekarang," kata seorang pemimpin demo, Ty Ford.

Ford menilai jika hasil itu benar adanya, kerusahan tidak bisa ditolak.

Sementara itu FBI telah memperingatkan potensi bentrokan bersenjata di Portland terkait dengan pemungutan suara. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda aktivitas dari kelompok sayap kanan di sana seperti Proud Boys.

Selain melakukan protes atas pemilu, para demonstran diketahui mengajukan beberapa tuntutan lain. Tuntutan berkisar dari menghapuskan ICE (Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai) hingga keadilan bagi korban kekerasan polisi kulit hitam termasuk George Floyd dan Breonna Taylor.

Gejolak di Portland juga disulut oleh kasus kematian atas kekerasan polisi hingga menewaskan lelaki kulit hitam, George Floyd. Donald Trump yang saat itu masih menjabat sebagai presiden
menyatakan dia mengirimkan agen federal untuk meredam gejolak di Portland. Namun, hal itu malah membuat para demonstran di kota itu semakin meradang.**






Loading...




 
Berita Lainnya :
  • Kabupaten Tapsel Raih Angka Penurunan Prevalensi Stunting Paling Baik se-Provinsu
  • Kepala Kejari Bungo Terima Penghargaan dalam Penganugrahan Kekayaan Negara Award 2023
  • Peparnas Medan, NPC Riau Ingatkan Pelatih dan Atlet Jalankan Program Latihan Maksimal
  • Pj Gubri Ikuti Peringatan Hari Otda XXVIII di Surabaya
  • Komisi III DPRD Riau Beri Dua Opsi pada Pemprov untuk Seleksi Dirut BRK Syariah
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
     
    Redaksi - Disclaimer - Pedoman Berita Siber - Tentang Kami - Info Iklan
    © 2016-2024 SUARAAKTUAL.CO, all rights reserved